Rabu, 12 Desember 2012

Mana Bapaknya C++?


Dennis Ritchie dan Bahasa C-nya
Mbah Dennis sebelah kanan… Mbah Ken yang kiri…
Selama di AT & T Bell Laboratories, Dennis Ritchie, bersama dengan Ken Thompson, mengembangkan sistem operasi UNIX untuk minikomputer. Ritchie selanjutnya mengembangkan bahasa pemrograman C, yang akhirnya menjadi bahasa standar di pasaran mikrokomputer dan workstation.
Dennis Ritchie lahir pada 9 September 1941 di Bronxville, New York. Setelah mengambil sarjana dan pascasarjananya di Fisika dan Matematika Terapan di Universitas Harvard, Ritchie bergabung dengan Bell Labs pada 1968. Pada pertengahan 60-an, Bell Labs bekerjasama dengan Honeywell, General Electric, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) untuk mengembangkan sebuah sistem operasi bagi komputer besar yang dapat menangani ribuan user secara bersamaan dan dapat digunakan 24/7. Ritchie dan Ken terlibat dalam proses pembuatan itu di bawah naungan Bell Labs. Sayangnya, tidak ada pihak maupun perusahaan yang memiliki komputer yang dapat mendukung pengembangan program mereka. Sementara pengerjaan proyek itu, Bell Labs memberi modal $100.000,00 kepada Ritchie dan Thompson untuk mengerjakan proyek lain: membuat word processing system untuk Bell Labs. Akhirnya pada 1969, Ritchie dan Thompson berhasil menyelesaikan word processor bagi Bell Labs, dan pada saat itu juga berhasil menyelesaikan sistem UNIX.
UNIX adalah penemuan besar di bidang komputasi, memberikan penggunanya fitur-fitur yang tidak ada sebelumnya. Lebih lagi, sistem UNIX sederhana dan menjadi bukti nyata bahwa sistem operasi yang sederhana dapat portable dan dapat diperoleh dengan harga terjangkau. Keberhasilan UNIX ini kemudian diikuti oleh pengembangan DOS, Mac OS, Windows NT, dan sistem operasi lainnya.
Pada 1972, Ritchie menciptakan bahasa pemrograman C dan, pada 1973, Thompson menulis ulang core sistem operasi UNIX dalam bahasa C. Kepopuleran luar biasa yang didapat oleh bahasa C dalam industri komputer berdampak pada maraknya penggunaan bahasa C sebagai bahasa pemrogaman standar di pasar mikrokomputer dan workstation. UNIX, karena ditulis dalam bahasa C, menjadi lebih portable—tidak membutuhkan mesin khusus—dibandingkan sistem operasi lainnya. Pada 1976, Ritchie dan Thompson menyadari bahwa portabilitas UNIX adalah suatu terobosan. UNIX dapat digunakan pada sebarang mesin dan para klien tidak perlu diharuskan untuk menggunakan sistem operasi yang sudah terpaket dengan hardware yang mereka beli.
Fenomena tersebut menjadi perubahan radikal saat itu, saat setiap komputer dan sistem operasinya tidak dapat terpisahkan. Pada 1977, lebih dari 500 situs menggunakan UNIX. Sebagai kepala dari departemen Pengembangan Teknik Komputer di Bell Lab, Ritchie meneruskan pekerjaannya dalam mengembangkan sistem operasi di akhir 1980 dan awal 1990, termasuk proyek Plan 9 milik Bell Lab. Plan 9 adalah jawaban dari UNIX menghadapi tantangan dari OS lain seperti Windows NT milik Microsoft. Plan 9 memuat semua teknologi yang sebelumnya tidak ada di UNIX, termasuk networking dan distributed computing.
Kemudian, Dennis Ritchie masih bekerja pada AT&T (di bawah nama barunya – Lucent Technologies Inc.) sebagai kepala departemen Riset Piranti Lunak dan mengerjakan proyek barunya: Inferno. Inferno adalah sistem operasi mini yang memungkinkan apapun dari workstation, server, hingga handheld dapat saling berinteraksi dalam komunikasi dan hiburan.
Saat ini, di usianya yang ke-68, Dennis Ritchie sudah pensiun (pada tahun 2007) dalam proses pengembangan UNIX. Namun, karya besarnya dalam dunia pemrograman tidak akan dilupakan oleh programmer mana pun.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More